Sosialisasi Yogyakarta Menuju Warisan Budaya Dunia
Dinas Kebudayaan Yogyakarta terus memberikan pencerahan dan pemahaman mengenai Makna Sumbu Filosofi Yogyakarta (Sangkan Paraning Dumadi). Hal ini diwujudkan dengan memberikan sosialisasi Yogyakarta Menuju Warisan Budaya Dunia.
Sosialisasi tersebut diselenggarakan pada Selasa, 9 Agustus 2022 bertempat di Pendopo Kemantren Gondomanan, dengan mengundang berbagai elemen masyarakat Yogyakarta. Mulai dari Sektoe Instansi setempat, Pelajar, sektor wisata dan lainnya. Harapannya tentu agar masyarakat umum dapat memahami makna dan ikut serta mensukseskan Yogyakarta menjadi warisan budaya yang diakui oleh dunia.
Mantri Pamong Praja Kemantren Gondomanan berharap sosialisasi ini dapat diberikan kepada masyarakat yang lebih luas lagi.
Sumbu Filosofi sendiri adalah sebuah konsep penataan ruang Kraton Yogyakarta yang merupakan perwujudan dari Simbol Daur Hidup manusia yang diciptakan oleh Sultan Hamengku Buwana I. Daur ulang hidup manusia yang beruapa kelahiran (sangkan), pernikahan (kedewasaan), dan kembali kepada Sang pencipta (paran) atau biasa disebut SANGKAN PARANING DUMADI (Asal dan tujuan dari Ada). Konsep tiga ritus utama daur hidup manusia ini diwujudkan dalam tata ruang Kraton Yogyakarta yang berbentuk warisan budaya arsitektur yaitu PANGGUNG KRAPYAK, KRATON YOGYAKARTA, dan TUGU PAL PUTIH. Konsep Sangkan Paraning Dumadi ini diwujudkan dalam alur filosofi yaitu SANGKANING DUMADI (Panggung Krapyak - Kraton Yogyakarta) yang bermakna proses kelahiran menuju kepada kedewasaan dan PARANING DUMADI (Tugu Pal Putih - Kraton Yogyakarta) yang bermakna manusia telah kembali dan manunggal dengan penciptanya atau Manunggaling Kawula lan Gusti.